Selasa, 23 Desember 2014

MEMAKNAI NATAL

"Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel." (Yesaya 7:14)
Di bulan perayaan Natal, pernak-pernik dan hiasan Natal dapat kita jumpai di mal-mal, hotel-hotel, restauran, pesawat terbang barangkali juga di kelab-kelab malam dan sudah pasti di gereja-gereja. Tidak ketinggalan kita banyak disuguhi acara-acara ibadah dan perayaan Natal.
Momen Natal memang membawa sukacita bagi banyak orang walaupun banyak juga yang tidak mengetahui atau tidak menemukan makna Natal yang sesungguhnya.
Natal adalah memperingati kerelaan-Nya, mengosongkan diri dan menjadi sama dengan manusia. Allah telah menjadi manusia, berinkarnasi, menjadi daging dan darah yang seutuhnya.
Filipi 2:6-8
"yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."
Dia hadir ke dunia untuk memulihkan hubungan manusia dan Allah yang terputus akibat manusia jatuh ke dalam dosa, Dia menebus dosa kita dan Dia membawa damai sejahtera bagi umat manusia.
2 Korintus 5:19a
"Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka."
Harus diakui akibat kehilangan makna Natal, sekarang ini Natal terasa hedonis, serba memuaskan emosi dan kehilangan jiwanya, kita banyak terjebak dengan seremonial belaka atau terbawa dengan semangat hura-hura pesta akhir tahun.
Natal adalah kabar gembira, berita sukacita besar, Juruselamat telah lahir. Kedatangan dan kelahiran sang Juruselamat kita bisa rasakan maknanya apabila kita dapat dengan sungguh-sungguh menyadari, seperti yang dikatakan Paulus; "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah," (Roma 3:23)
Calvin mengatakan bahwa, "Bukan oleh karena terlebih dahulu kita menyadari dan meratapi dosa serta ketidakberdayaan kita, baru menyadari betapa kita memerlukan anugerah keselamatan, tetapi sebaliknya; Karena kita terlebih dahulu menyadari betapa besar anugerah Allah, betapa besar kasih Allah, betapa besar makna penyelamatan Allah di dalam YESUS KRISTUS, barulah kita menyadari betapa celakanya kita, betapa dalamnya kita telah jatuh ke dalam dosa."
Mari kita menyambut, memperingati dan memaknai hari Natal dengan merefleksikannya lewat pertobatan dan ucapan syukur dalam kehidupan kita semua.
Selamat menyambut dan memaknai Natal para sahabat.., TUHAN YESUS memberkati dan Shalom (שלום)

Source : https://www.facebook.com/sahabatdoa.cintaYesus?fref=nf

Minggu, 21 Desember 2014

~ ✿ Selamat Hari Ibu ! ✿ ~

Saat umurku kira-kira 9 tahun disaat liburan sekolah ketika sdg asyik bermain aku dapat incident kaki kena pecahan botol yg mengakibatkan luka yg agak besar dan mengeluarkan darah yg lumayan banyak. dgn khawatirnya mamaku menggendongku kejalan menunggu angkutan becak trus aku dibawanya ke RS..sesampainya di RS aku di bawa ke ruang bedah utk mendapatkan pertolongan.  mamaku ikut masuk ke ruang bedah aku masih melihatnya dengan mimik wajah yg cemas, sementara kakiku dikerja ma paramedis, mama tetap ada disisiku sambil memegang kepalaku..tiba2 aku melihat mama jatuh pelan ke lantai dan ternyata mama pingsan..mama terlalu khawatir dengan apa yg ku alami..thanks mama, kejadian ini gak akan pernah aku lupakan...(by. Etha, Pengalaman pribadiku ketika aku kanak2..)



= Jasa seorang ibu takkan tergantikan =
Saat kau berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu. Sebagai balasannya, kau menangis sepanjang malam.
Saat kau berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan. Sebagai balasannya, kau kabur saat dia memanggilmu.
Saat kau berumur 3 tahun, dia memasakkan semua makananmu dengan kasih sayang. Sebagai balasannya, kau buang piring berisi makanan ke lantai.
Saat kau berumur 4 tahun, dia memberimu pensil berwarna. Sebagai balasannya, kau coret-coret dinding rumah dan meja makan
Saat kau berumur 5 tahun, dia membelikanmu pakaian-pakaian yang mahal dan indah. Sebagai balasannya, kau memakainya untuk bermain di kubangan lumpur dekat rumah.
Saat kau berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus pianomu. Sebagai balasannya, kau sering bolos dan sama sekali tidak pernah berlatih.
Saat kau berumur 10 tahun, dia mengantarmu ke mana saja, dari kolam renang hingga pesta ulang tahun. Sebagai balasannya, kau melompat keluar mobil tanpa memberi salam.
Saat kau berumur 11 tahun, dia mengantar kau dan teman-temanmu ke bioskop. Sebagai balasannya, kau minta dia duduk di baris lain
Saat kau berumur 12 tahun, dia melarangmu untuk melihat acara TV khusus orang dewasa. Sebagai balasannya, kau tunggu dia sampai di keluar rumah
Saat kau berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut, karena sudah waktunya. Sebagai balasannya, kau katakan dia tidak tahu mode.
Saat kau berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kempingmu selama sebulan liburan. Sebagai balasannya, kau tak pernah meneleponnya..
Saat kau berumur 15 tahun, pulang kerja ingin memelukmu. Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu.
Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya. Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.
Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting. Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman.
Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA. Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.
Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama. Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.
Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, "Dari mana saja seharian ini?". Sebagai balasannya, kau jawab, "Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!"
Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan. Sebagai balasannya, kau katakan,"Aku tidak ingin seperti Ibu."
Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan. Sebagai balasannya, kau mengeluh, "Aduuh, bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?"
Saat kau berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai penikahanmu. Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.
Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu. Sebagai balasannya, kau katakan padanya, "Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!"
Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat. Sebagai balasannya, kau jawab, "Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu."
Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu. Sebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.
Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, dan kamu menyesal mengapa belum membalas jasa dan kasih ibu yg tidak tergantikan.
Pesan:
JIKA BELIAU MASIH ADA, JANGAN LUPA MEMBERIKAN KASIH SAYANGMU LEBIH DARI YANG PERNAH KAU BERIKAN SELAMA INI SEKARANG JUGA.
Selamat Hari Ibu !

Source : https://www.facebook.com/sahabatdoa.cintaYesus

Jumat, 19 Desember 2014

"Gloria in excelsis Deo!"


"Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: 'Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.'" (Lukas 2:13-14)

Peristiwa Natal menyatakan kemuliaan Allah. Pada malam kelahiran Yesus Sang Kristus, bala tentara surga mengumandangkan pujian bagi Sang Khalik, "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi ...." Dalam bahasa Latin, "Gloria in excelsis Deo!"
Mungkin, kita langsung berkata, "Amin!" Tapi, tunggu dulu! Ingat, pemandangan di malam Natal sekitar dua ribu tahun yang lalu berbeda sekali dengan pemandangan pada saat peringatan Natal sekarang ini. Boleh dibilang, seperti bumi dan langit. Bukan gedung yang megah dengan seribu satu dekorasi Natal, tapi kandang binatang yang kotor dengan seorang bayi "yang sedang berbaring di dalam palungan". Begitu sederhana, bahkan ... hina! 

Bagaimana pemandangan seperti itu menyatakan kemuliaan Allah? Bagaimana sampai pemandangan itu melahirkan pujian yang begitu agung di kalangan para malaikat bagi Sang Khalik?
Kuncinya terletak pada ungkapan "di tempat yang mahatinggi". Jika seorang raja duduk di takhta kebesarannya, itu wajar. Memang di sana seharusnya ia duduk. Jika seorang konglomerat duduk di kursi belakang mobil BMW seri terbaru, yang katanya membuat pemiliknya "nggak" mau menyetir lagi saking nyamannya duduk di kursi belakang, yang super mewah, itu juga biasa. Siapa sih konglomerat yang betah naik mobil rakyat sekelas angkot? Gerah!... Tapi jika satu pribadi yang menempati posisi "yang mahatinggi" mau turun dari kemahatinggiannya dan hidup dalam kesederhanaan, kesahajaan, bahkan kepapaan, itu baru "luarrr" biasa!

Natal kali ini, hayatilah kesempurnaan perendahan diri dan keajaiban kasih Tuhan bagi kita! Dia, Anak Allah yang Mahatinggi, mau menjadi anak manusia supaya kita, anak manusia, bisa menjadi anak Allah yang mahatinggi!
Betapa sempurna perendahan diri Allah.
Yang diperagakan dalam peristiwa Natal.
Yang mahatinggi mau menghampiri yang maharendah.
Yang mahakudus mau hadir di samping yang mahanajis.
Yang mahamulia mau hidup bersama yang mahahina.

Source : Harta Karun Natal, by.Erick Sudharma